Alkisah ada seorang Ibu dan anaknya yang berusia lima tahun
sedang makan bersama.
Di meja makan tersaji nasi berikut dengan lauknya ikan
bandeng.
Biasanya si Ibu memberi makan dengan mensuapin putranya itu,
namun kali ini Ibu membiarkan anaknya untuk makan sendiri.
Nasi dan Ikan bandeng di hidangkan si Ibu.
“Ini nak silahkan makan pakai Ikan, biar kami sehat dan cerdas,
apalagi Ibu Mentri (Ibu Susi) menyarankan untuk banyak-banyak makan ikan”
“Baik Bunda” jawab si anak sambil sebelumnya mengucap doa
sebelum makan.
Setelah sekian lama, terlihat anaknya makan dan sangat sibuk
memisahkan tulang dan duri si Ikan bandeng, dan akhirnya nyerah juga nih bocah
dan melas memohon ke Bundanya.
“Bunda Ikannya banyak durinya, Bunda tolongin aku donk pisahin
dagingnya dengan durinya, biar durinya tidak termakan aku Bun” pinta si anak
memohon.
“Ooo..iya Nak, Ikan bandeng itu dagingnya lezat loh dan ada
durinya memang kecil-kecil tidak seperti ikan-ikan yang lain” jawab Bunda
memotivasi ke si anak untuk terus mencoba.
“Coba kamu lihat, Ikan ini banyak dagingnya apa tulangnya? Tanya
si Ibu.
“Dagingnya Bun”
“Nah itu kamu tahu, mengapa kamu tidak bisa ? itu karena
kamu terlalu focus pada tulangnya dan tidak fokus pada dagingnya” jawab Ibu
memberi pelajaran.
Lanjut ada lagi cerita menarik, mungkin Anda pernah
mendengar seorang anak muda yang bisa mengalahkan raksasa? Di sebuah desa
terpencil yang sering kedatangan raksasa ngamuk dan suka menculik anak-anak
kecil.
Segala daya upaya di lakukan oleh penduduk untuk menghalau
si raksasa ini, namun apa daya beberapa usaha yang di lakukan belum berhasil.
Suatu ketika ada seorang anak muda mengunjung kampung
tersebut.
Perlu Anda ketahui pemuda ini memiliki postur kecil, kurus
dan tidak cukup kekuatan.
Ketika mengetahui cerita raksasa jahat tersebut, si anak
muda langsung bertanya.
“Kenapa kalian tidak usir si raksasa jahat itu”
“Gimana mau melawan, raksasa tersebut terlalu besar untuk di
pukul dan ia sangat kuat” jawab saudaranya dengan mimik pesimis dan ketakutan.
Mendengar jawaban tersebut, Si pemuda tersebut menjawab dengan
nada sangat percara diri.
“Tidak saudara, raksasa bukan terlalu besar untuk di pukul,
namun terlalu besar untuk lolos dari pukulan kita”
Singkat cerita, si anak muda tersebut berhasil mengalahkan
raksasa jahat dengan sebuah ketapel dan beberapa butir batu.
Salah satu kunci keberhasilan di anak muda yang nota bene
badan kecil dan kurus ini ternyata adalah sikap, sikap optimis saat melihat
tantangan, yaitu bisa melihat “celah” peluang dan fokus menggarap peluang
tersebut dengan detail sampai tuntas.
Jadilah seperti air, dengan hanya tetesan namun kontinyu
dapat memecahkan batu yang besar.
Tak usah terlalu galau dengan skill dewa orang, Yakinlah
setiap diri punya kemampuan berbeda, fokus pada ekplorasi kekuatan diri dan
jikapun ada kurang bisa di perbaiki sambil berjalan.
Segera action dan jangan menunggu sempurna karena Tak Ada
Waktu Yang Tepat untuk Bergerak.
So..Fokuslah pada apa yang kamu kuasai maka kamu dapat
menjadi seorang yang sukses. InsyaAllah.
Semoga bermanfaat, Salam Sukses dan Berkah Selalu.
By Ayah Harits, Belajar Jadi Ayah