Pada tanggal 21 Juni 1950, terlahir dengan tubuh yang sempurna dan sehat seorang anak laki-laki di negara Taiwan dan orang tuanya menamakan Hsieh.
Pada usia 12 tahun Hsieh tumbuh menjadi pemuda seperti halnya pemuda lainnya di Taiwan, namun karena tekanan ekonomi akhirnya ia berhenti sekolah dan sejak itu ia harus ikut membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja menjadi buruh.
Saat di usia 16 tahun di bekerja di sebuah pabrik garmen, namun malang saat ia sedang membawa sebatang tiang besi secara tidak sengaja besi mengenai kabel yang bertegangan tinggi dan kontan tubuh Hsieh tersengat listrik.
Celakanya saat kejadian pemuda Hsieh ini tidak mengenakan sandal yang berdampak tubuh Hsieh menjadi konduktor aliran listrik dan ini membuat tubuhnya limbung dan tak sadarkan diri.
Tak berapa lama ia terbangun dan secara sadar mengetahui kedua tangan dan kakinya hancur serta mata kanannya pun rusak akibat kejadian tersebut.
Awalnya mata kanan Hsieh masih bisa digunakan untuk melihat, namun secara tidak sengaja saudara perempuannya memukul dengan jepretan saat ia ingin memperbaiki buku dan sejak saat itu mata kanannya tidak bisa melihat sama sekali.
“Kehilangan anggota tubuh dan rasa sakit tidak membuatku lemah, namun hatiku hancur saat melihat air mata, keputusasaan dan ketidakberdayaan Ibuku” tutur Hsieh.
“Aku hanya menambah penderitaan kepada perempuan yang hidupnya penuh dengan duka.
Ia harus merawatku seperti aku seperti bayi.
Aku lalu membangunkan pikiranku, bahwa aku harus menjadi orang yang berguna dan tidak pernah membiarkan Ibuku menangis lagi.” Begitu tekad Hsieh.
Dan perubahan pikiran pada Hsieh ini ternyata membawa dampak besar, ia mulai berlatih hidup mandiri dengan kekurangan fisiknya.
Ia berlatih mengenakan celana dan memandikan dirinya sendiri.
Bahkan ia menolak saat ia di ajak oleh teman-temannya untuk mengemis.
“Tubuhku terkurung, namun pikiranku bebas.” Begitulah keyakinan Hsieh.
Akhirnya Hsieh memutuskan memulai untuk melukis, ia terkenang akan hobinya menggambari buku pelajaran hingga dimarahi gurunya dan kejadian ini ternyata menjadi Inspirasinya untuk tekun belajar melukis.
Secara bertahap ia belajar membuat sketsa dengan menggunakan pensil yang ia genggam dengan menggunakan mulutnya.
Di usia 20 tahun ia membuat studio yang menjual lukisan cat minyak bersama dua orang temannya.
Dalam sebuah pameran, ia bertemu dengan seorang pelukis terkenal Wu Ah Sun dan karena terkesima dengan tekad dari Hsieh, Wu memberikan kursus gratis kepadanya.
Jodoh tak kemana, saat mengikuti kursus ini ia bertemu dengan calon istrinya. Seorang wanita cantik bernama Lin Yen-Chen.
Pernikahan awalnya tidak disetujui oleh keluarga Lin, namun karena tekad Hsieh ia berhasil meminang Lin.
Hsieh kemudian melanjutkan sekolahnya hingga SMU dan lulus saat ini berusia 390 tahun.
Banyak penghargaan di dapat Hsieh di tahun 1987. Dari menjual satu lukisan sedangnya ia pernah mendapatkan 5000 USD dan ia juga mendapat penghasilan dari mengajar.
Kisah Hsieh telah melegenda di Taiwan dan karena hidupnya banyak menginspirasi orang kisahnya telah di filmkan dengan 30 episode dan di putar di televisi Taiwan dan di Indonesiapun pernah di putarkan juga.
Kini Hsieh Kun Shan mengabadikan diri untuk menolong orang banyak.
Terbukti ia pernah menyumbangkan uang senilai 400 juta dari hasil lelang sebuah lukisannya di Indonesia pada tahun 2007.
“Bagiku, tak ada kesulitan hidup. Yang ada hanya Tantangan untuk hadapi dan masalah untuk di selesaikan.”
“Aku selalu memikirkan sisi terang hidupku dengan mensyukuri apa yang aku miliki dari pada meratapi apa yang di ambil dariku.”
Sebuah pelajaran berharga bagi saya akan kisah ini, cara pandang seorang Hsieh Kun Shan yang dapat mengubah nasibnya dengan selalu berpikir positif pada setiap tantangan yang ia hadapi.
Tak terbayang orang yang tadinya sempurna secara pisik namun karena musibah menimpanya ia menjadi tak sempurna(cacat), namun berkat perjuangan beliau yang di awali mengubah pikirannya, ia dapat mengubah segalanya dari yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,”
(QS. Ar-Ra’d:11).
Yuk Bangkit, Hsieh telah membuktikan, bagaimana dengan Anda ? InsyaAllah bisa.
Semoga bermanfaat.
#InspirasiAyah #MotivasiAyah #AyahReborn #AyahMoveOn
Djoko AB | Belajar Jadi Ay
Pada usia 12 tahun Hsieh tumbuh menjadi pemuda seperti halnya pemuda lainnya di Taiwan, namun karena tekanan ekonomi akhirnya ia berhenti sekolah dan sejak itu ia harus ikut membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja menjadi buruh.
Saat di usia 16 tahun di bekerja di sebuah pabrik garmen, namun malang saat ia sedang membawa sebatang tiang besi secara tidak sengaja besi mengenai kabel yang bertegangan tinggi dan kontan tubuh Hsieh tersengat listrik.
Tak berapa lama ia terbangun dan secara sadar mengetahui kedua tangan dan kakinya hancur serta mata kanannya pun rusak akibat kejadian tersebut.
Awalnya mata kanan Hsieh masih bisa digunakan untuk melihat, namun secara tidak sengaja saudara perempuannya memukul dengan jepretan saat ia ingin memperbaiki buku dan sejak saat itu mata kanannya tidak bisa melihat sama sekali.
“Kehilangan anggota tubuh dan rasa sakit tidak membuatku lemah, namun hatiku hancur saat melihat air mata, keputusasaan dan ketidakberdayaan Ibuku” tutur Hsieh.
“Aku hanya menambah penderitaan kepada perempuan yang hidupnya penuh dengan duka.
Ia harus merawatku seperti aku seperti bayi.
Aku lalu membangunkan pikiranku, bahwa aku harus menjadi orang yang berguna dan tidak pernah membiarkan Ibuku menangis lagi.” Begitu tekad Hsieh.
Dan perubahan pikiran pada Hsieh ini ternyata membawa dampak besar, ia mulai berlatih hidup mandiri dengan kekurangan fisiknya.
Ia berlatih mengenakan celana dan memandikan dirinya sendiri.
Bahkan ia menolak saat ia di ajak oleh teman-temannya untuk mengemis.
“Tubuhku terkurung, namun pikiranku bebas.” Begitulah keyakinan Hsieh.
Akhirnya Hsieh memutuskan memulai untuk melukis, ia terkenang akan hobinya menggambari buku pelajaran hingga dimarahi gurunya dan kejadian ini ternyata menjadi Inspirasinya untuk tekun belajar melukis.
Secara bertahap ia belajar membuat sketsa dengan menggunakan pensil yang ia genggam dengan menggunakan mulutnya.
Di usia 20 tahun ia membuat studio yang menjual lukisan cat minyak bersama dua orang temannya.
Dalam sebuah pameran, ia bertemu dengan seorang pelukis terkenal Wu Ah Sun dan karena terkesima dengan tekad dari Hsieh, Wu memberikan kursus gratis kepadanya.
Jodoh tak kemana, saat mengikuti kursus ini ia bertemu dengan calon istrinya. Seorang wanita cantik bernama Lin Yen-Chen.
Pernikahan awalnya tidak disetujui oleh keluarga Lin, namun karena tekad Hsieh ia berhasil meminang Lin.
Hsieh kemudian melanjutkan sekolahnya hingga SMU dan lulus saat ini berusia 390 tahun.
Banyak penghargaan di dapat Hsieh di tahun 1987. Dari menjual satu lukisan sedangnya ia pernah mendapatkan 5000 USD dan ia juga mendapat penghasilan dari mengajar.
Kisah Hsieh telah melegenda di Taiwan dan karena hidupnya banyak menginspirasi orang kisahnya telah di filmkan dengan 30 episode dan di putar di televisi Taiwan dan di Indonesiapun pernah di putarkan juga.
Kini Hsieh Kun Shan mengabadikan diri untuk menolong orang banyak.
Terbukti ia pernah menyumbangkan uang senilai 400 juta dari hasil lelang sebuah lukisannya di Indonesia pada tahun 2007.
“Bagiku, tak ada kesulitan hidup. Yang ada hanya Tantangan untuk hadapi dan masalah untuk di selesaikan.”
“Aku selalu memikirkan sisi terang hidupku dengan mensyukuri apa yang aku miliki dari pada meratapi apa yang di ambil dariku.”
Sebuah pelajaran berharga bagi saya akan kisah ini, cara pandang seorang Hsieh Kun Shan yang dapat mengubah nasibnya dengan selalu berpikir positif pada setiap tantangan yang ia hadapi.
Tak terbayang orang yang tadinya sempurna secara pisik namun karena musibah menimpanya ia menjadi tak sempurna(cacat), namun berkat perjuangan beliau yang di awali mengubah pikirannya, ia dapat mengubah segalanya dari yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,”
(QS. Ar-Ra’d:11).
Yuk Bangkit, Hsieh telah membuktikan, bagaimana dengan Anda ? InsyaAllah bisa.
Semoga bermanfaat.
#InspirasiAyah #MotivasiAyah #AyahReborn #AyahMoveOn
Djoko AB | Belajar Jadi Ay
Tags:
Inspirasi