Jam sudah menunjukkan pukul 17:30, saya bergegas pulang ke rumah karena mau buka puasa bersama keluarga.
Jujur kemarin ikutan puasa karena termotivasi anak yang juga puasa dan tercatat Atikah putri saya yg kelas enam SD, Uminya dan saya bisa puasa dan tak lupa Mas Harits (putra saya yg kelas 2 SMP) InsyaAllah puasa juga, karena di pesantrennya sudah terbiasa menjalankan puasa sunah.
“Alhamdulillah di nasehati tidak langsung sama anak-anak, abi-nya di suruh puasa” pikirku dalam hati.
Sepuluh menit berlalu saya sampai ke rumah, saat lihat ke meja di ruang keluarga sudah tersedia teh manis dan gorengan.
Menu favorit keluarga saat berbuka biasanya gorengan bakwan dan tahu goreng berikut sambel kacangnya.
Tak lama bedug terdengar dan azan magrib berkumandang, Alhamdulillah kami sekeluarga bisa berbuka.
Dengan mendahulukan yang manis-manis yaitu minum teh sambil melihat wajah istri (yg pasti manis) tanpa sepengetahuan beliau hehe (candid).
Namun saat teguk Teh ada yang aneh dari aroma tehnya, Teh seperti wangi sabun. Saya bilang ke uminya.
“Mi teh kok ada wangi-wangi sabun ya?, Coba rasain dah Mi?”
“Iya Bi, kenapa ya? Padahal Umi ambil teh yang di toples tempat naruh Teh” jawab istri sedikit penasaran.
Penasaran saya cek ke dapur, ternyata teh ada di toples yang tertutup rapat dan saya coba ambil sedikit tehnya dan ternyata memang beraroma sabun.
Malam berlalu dan sampai saat subuhan tiba-tiba saya baru keingetan akan jawaban teka-teki “Teh rasa Sabun”.
Itu teh ternyata saat beli di warung ditaruh tak jauh berdekatan dengan sabun mandi, kebeneran saya yang beli sehari sebelumnya di warung depan komplek.
Teh adalah hidangan minuman yang biasa menemani saya dalam keseharian dan pastinya Anda juga, dan ternyata saya coba cari literatur di google.
Cara menyimpan teh tertulis harus di tempat yang kering, kedap dan jauh dari sinar langsung matahari dan yang lebih penting Teh harus di jauhkan dari aroma yang tidak sedap.
Karena sifat daun teh menyerap bau di lingkungan tempat ia disimpan, maka tak heran pabrikan teh yang memproduksi teh premium selalu menambahkan daun melati agar teh ikut beraroma wangi.
Gegara teh ini jadi keingetan kemarin, Tsabitah (putri saya yang ke 4, usianya baru lima tahun) bicara yang tak elok, saya lupa apa yang di omongnya namun intinya tidak bagus.
Saya bilang ke Tsabitah, “De ngomong itu tidak baik ya?
Jgn di ulangi lagi Nak, kamu dapat dari mana?” Saya coba langsung cari tahu.
“Dari temanku Bi tadi pas main di taman” jawab Tsabitah polos.
“Ya udah besok-besok kalau temanmu ngomong lagi, jangan di ikutin dan kalau perlu kamu nasehati dia” saranku ke Tsabitah.
Tsabitah bisa saya analogikan bagai Teh tadi, seusia beliau otaknya sedang tumbuh pesat kalau kata ahli bilang di usia lima tahun ia masuk dalam katagori Golden Age (Usia Emas),
Yaitu usia dimana pertumbuhan otak sedang berkembang pesat sampai dengan 80 persen.
Pada masa-masa tersebut, peran orangtua sangat dibutuhkan dalam mengawasi tumbuh dan berkembangnya otak anak.
Menurut Psikolog Anak, Desni Yuniarni, masa "golden age" otak anak berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan diserap, tanpa melihat baik atau buruk.
Untuk itu peran utama orang tua memastikan lingkungan yang baik untuk kebutuhan perkembangan mereka.
Di usianya ia hanya “meniru” ucapan dan tingkah laku yang ia lihat, bisa dari orang tua, saudara, teman dan lingkungan sekitarnya atau media televisi dan gadged yang saat ini sedang trend.
Di masa ke emasan ini anak menyerap setiap peristiwa dan akan tersimpan kuat di pikiran bawah sadar mereka dan secara otomatis ini berpengaruh agar perilaku mereka di saat dewasa nanti.
Terutama di lingkup keluarga, peran Ayah penting untuk memastikan dan membiasakan perilaku yang baik dari setiap anggota keluarga, dan ini di mulai dari keteladanan seorang Ayah.
Dan semoga kita para Ayah bisa dan senantiasa berusaha untuk memberikan Good Habit pada anak-anak kita agar impian memiliki anak-anak yang soleh dan solehah bisa terwujud, aamiin.
Djoko AB | Belajar jadi Ayah
Blog : ww.papsBlogger.com
#InspirasiAyah #MotivasiAyah #AyahReborn
Jujur kemarin ikutan puasa karena termotivasi anak yang juga puasa dan tercatat Atikah putri saya yg kelas enam SD, Uminya dan saya bisa puasa dan tak lupa Mas Harits (putra saya yg kelas 2 SMP) InsyaAllah puasa juga, karena di pesantrennya sudah terbiasa menjalankan puasa sunah.
“Alhamdulillah di nasehati tidak langsung sama anak-anak, abi-nya di suruh puasa” pikirku dalam hati.
Sepuluh menit berlalu saya sampai ke rumah, saat lihat ke meja di ruang keluarga sudah tersedia teh manis dan gorengan.
Menu favorit keluarga saat berbuka biasanya gorengan bakwan dan tahu goreng berikut sambel kacangnya.
Tak lama bedug terdengar dan azan magrib berkumandang, Alhamdulillah kami sekeluarga bisa berbuka.
Dengan mendahulukan yang manis-manis yaitu minum teh sambil melihat wajah istri (yg pasti manis) tanpa sepengetahuan beliau hehe (candid).
Namun saat teguk Teh ada yang aneh dari aroma tehnya, Teh seperti wangi sabun. Saya bilang ke uminya.
“Mi teh kok ada wangi-wangi sabun ya?, Coba rasain dah Mi?”
“Iya Bi, kenapa ya? Padahal Umi ambil teh yang di toples tempat naruh Teh” jawab istri sedikit penasaran.
Penasaran saya cek ke dapur, ternyata teh ada di toples yang tertutup rapat dan saya coba ambil sedikit tehnya dan ternyata memang beraroma sabun.
Malam berlalu dan sampai saat subuhan tiba-tiba saya baru keingetan akan jawaban teka-teki “Teh rasa Sabun”.
Itu teh ternyata saat beli di warung ditaruh tak jauh berdekatan dengan sabun mandi, kebeneran saya yang beli sehari sebelumnya di warung depan komplek.
Teh adalah hidangan minuman yang biasa menemani saya dalam keseharian dan pastinya Anda juga, dan ternyata saya coba cari literatur di google.
Cara menyimpan teh tertulis harus di tempat yang kering, kedap dan jauh dari sinar langsung matahari dan yang lebih penting Teh harus di jauhkan dari aroma yang tidak sedap.
Karena sifat daun teh menyerap bau di lingkungan tempat ia disimpan, maka tak heran pabrikan teh yang memproduksi teh premium selalu menambahkan daun melati agar teh ikut beraroma wangi.
Gegara teh ini jadi keingetan kemarin, Tsabitah (putri saya yang ke 4, usianya baru lima tahun) bicara yang tak elok, saya lupa apa yang di omongnya namun intinya tidak bagus.
Saya bilang ke Tsabitah, “De ngomong itu tidak baik ya?
Jgn di ulangi lagi Nak, kamu dapat dari mana?” Saya coba langsung cari tahu.
“Dari temanku Bi tadi pas main di taman” jawab Tsabitah polos.
“Ya udah besok-besok kalau temanmu ngomong lagi, jangan di ikutin dan kalau perlu kamu nasehati dia” saranku ke Tsabitah.
Tsabitah bisa saya analogikan bagai Teh tadi, seusia beliau otaknya sedang tumbuh pesat kalau kata ahli bilang di usia lima tahun ia masuk dalam katagori Golden Age (Usia Emas),
Yaitu usia dimana pertumbuhan otak sedang berkembang pesat sampai dengan 80 persen.
Pada masa-masa tersebut, peran orangtua sangat dibutuhkan dalam mengawasi tumbuh dan berkembangnya otak anak.
Menurut Psikolog Anak, Desni Yuniarni, masa "golden age" otak anak berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan diserap, tanpa melihat baik atau buruk.
Untuk itu peran utama orang tua memastikan lingkungan yang baik untuk kebutuhan perkembangan mereka.
Di usianya ia hanya “meniru” ucapan dan tingkah laku yang ia lihat, bisa dari orang tua, saudara, teman dan lingkungan sekitarnya atau media televisi dan gadged yang saat ini sedang trend.
Di masa ke emasan ini anak menyerap setiap peristiwa dan akan tersimpan kuat di pikiran bawah sadar mereka dan secara otomatis ini berpengaruh agar perilaku mereka di saat dewasa nanti.
Terutama di lingkup keluarga, peran Ayah penting untuk memastikan dan membiasakan perilaku yang baik dari setiap anggota keluarga, dan ini di mulai dari keteladanan seorang Ayah.
Dan semoga kita para Ayah bisa dan senantiasa berusaha untuk memberikan Good Habit pada anak-anak kita agar impian memiliki anak-anak yang soleh dan solehah bisa terwujud, aamiin.
Djoko AB | Belajar jadi Ayah
Blog : ww.papsBlogger.com
#InspirasiAyah #MotivasiAyah #AyahReborn
Tags:
Inspirasi