PapsBlogger.com - Setiap kita tak akan tahu kapan akan mengalami tidak sehat, jadi pastinya sebagai orang tua harus senantiasa mengecek akan keaktifan kartu BPJS Kesehatan masing-masing keluarga, dari mulai diri sendiri, istri dan anak-anak.
Belum lama saya mengalami, dimana anak laki-laki saya (usia 18 tahun) demam
sudah tiga hari, hari ke empat saya bawa ke dokter klinik dekat rumah.
Dari gejala panasnya tidak timbul batuk dan pilek, munculnya demam tinggi, kepala sakit dan kadang muntah. Dan dari hasil periksa dokter menyarankan untuk cek darah di laboraturium. Dan hasil pengecekan dokter menyarankan anak Bapak untuk segera di rawat, karena ini adalah gejala demam berdarah dan sangat berbahaya jika tidak segera di tangani. Dari hasil cek darah trombosit anak saya nilainya kurang dari batas normal yaitu hanya 63.000, dimana normalnya 150.000.
Rada panik juga saya, langsung saya putuskan untuk segera bawa kerumah sakit terdekat untuk segera dilakukan tindakan rawat, karena info sang dokter, “ini trombosit akan terus terus Pak” dan jika dirumah sakit biasanya langsung di infus.
Siang harinya saya langsung ke rumah sakit terdekat, dan
langsung masuk Instalasi Gawat Darurat, sesuai prosedur perawat dan dokter di
IGD observasi ulang akan kondisi anak saya, dan dilakukan cek laboraturium
ulang, dan hasilnya trombosit anak saya turun lagi menjadi 53.000 dan
rekomendasi harus segera rawat dan sebagai tindakan awal anak saya di berikan
infus untuk menambah cairan tubuhnya.
Sementara anak di ruang perawatan, saya urus administrasi
rumah sakit, dan bagian admin RS bilang
“Bapak pakai BPJS atau Umum ya?”,
“BPJS Bu” jawab saya, sambil saya kasih kartu BPJSnya.
Tak lama saya pengecekan, si Ibu Admin RS bilang “Maaf Pak kartu BPJSnya tidak
aktif”
“Waduh tidak aktif Bu?, wah iya saya lupa urus Bu, kemarin
ada tunggakan”
“Segera saya urus dulu Bu”
Dengan case ini, segera saya cek ke aplikasi BPJS Kesehatan di Handphone, dan
bener saja BPJS tidak aktif karena ada tunggakan nilainya sekitar Rp.
1.200.000,-
Demi anak sehat, walau kondisi saat itu uang juga tidak banyak, dibela-belain
dah urus BPJS dulu biar anak bisa rawat inap dan biaya RS nya bisa di cover.
Ini pelajaran buat saya sebagai seorang Ayah, harus peka dan
cek akan keaktifan BPJS karena ini penting untuk kebutuhan jaminan kesehatan di
rumah sakit. Sudah jadi rahasia umum urusan kesehatan dan biaya rumah sakit
tidak murah.
Saat anak di IGD saja, ada tindakan infus, cek laboraturium serta cek rongsen
dan tindakan-tindakan lain, kwitansi yang diberikan perawat senilai 800 ribuan.
Dari kondisi ini, saat mengetahui kartu BPJS saya tidak aktif, lakukan langkah
sebagai berikut :
Pertama – Cek Status Keaktifan BPJS Kesehatan di aplikasi
mobile di handpone, dan cek di menu kepesertaan dan lihat statusnya aktif atau
tidak aktif, dan jika ada status tidak aktif akan ada info alasannya, bisa jadi
karena tunggakan atau karena sebab lain.
Jika tidak aktif karena karena tunggakan, maka bayarlah segera tunggakan
tersebut dengan membayarkannya di Alfamart atau Indomart.
Kedua - Jika kondisi sudah bayar tapi belum aktif juga Kartu BPJS Kesehatannya,
segera pergi ke cabang BPJS Kesehatan terdekat di kota anda, dan adukan akan
keluhan dan permasalahan yang dialami.
Oh iya tak lupa, jika saat ingin lapor ke cabang kantor BPJS cabang, bawa
dokumen seperti Kartu Keluarga, KTP dan yang lebih penting Surat Rawat dari
Rumah Sakit, karena dengan membawa surat rawat ini semoga ada solusi dari BPJS
akan kondisi darurat si pasien.
Demikian sharing pengalamannya, semoga jadi pelajaran buat saya pribadi
khususnya dan buat sobat paps bisa lebih mawas akan pentingnya BPJS Kesehatan
Keluarga.